Netraning Trisula Kusumaning Sudira

Friday, July 17, 2020

Industri Tahu Tempe (Krajan Mojosongo Surakarta)


Karakter Usaha Industri Pembuatan Tahu Tempe


Tahu dan tempe merupakan makanan khas Indonesia terutama banyak dijumpai di Pulau Jawa sehinnga bukan menjadi hal asing jika mendengar makanan tradisional ini. Makanan tradisional tahu dan tempe ternyata tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di Indonesia saja, namun sudah mulai dinikmati oleh masyarakat mancanegara, sebab gizi yang terkandung dalam tahu dan tempe seperti, protein nabati, serat, serta zat besi dapat dijadikan sebagai pengganti daging, sehingga sangat digemari dan dicari masyarakat. Selain karena mengandung gizi yang banyak, harga tahu dan tempe cukup terjangkau bagi semua kalangan masyarakat.

Pada tulisan ini, kita akan membahas tentang industri kecil tahu tempe. Data-data yang ditampilkan merupakan data hasil studi lapangan pada Sentra Industri Tahu Tempe Krajan Mojosongo Surakarta. Pembahasan ini tentu agar dapat menjadi inspirasi, ide, dan tips-tips dalam memulai usaha pembuatan tahu tempe, serta dapat menjadi pedoman dalam hal pembuatan tahu tempe. Berikut merupakan pembahasan mengenai hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika memulai usaha pembuatan tahu tempe; mulai dari tempat pengambilan atau asal bahan baku, cara membuat tahu tempe, pemasaran, dan ancaman yang mungkin timbul dari luar dan dapat mengganggu kelangsungan usaha pembuatan tahu tempe ini.

Asal Bahan Baku Usaha Pembuatan Tahu Tempe


Bahan baku utama pembuatan tahu tempe adalah kedelai. Sebagai pemilik usaha sebaiknya mendapat bahan baku kedelai tidak hanya dari satu tempat, tetapi dari berbagai tempat; seperti dari gudang kedelai pemerintah, maupun dari pengusaha yang menjual kedelai. Menurut beberapa pengusaha tahu tempe di Krajan Solo, kedelai yang digunakan untuk memproduksi tahu tempe saat ini berasal dari kedelai Amerika. Sedangkan bahan baku tambahan dan peralatan yang perlukan untuk membuat tahu atau tempe adalah sebagai berikut:
- Air Bersih
- Jantu (Cuka) *tahu
- Ragi *tempet
- Tungku Tahu *tahu
- Penggilingan *tahu
- Papan Tahu *tahu
- Alat Rebus *tempe
- Pemecah Kedelai *tempe
- Pembungkus *tempe

5 Tahap Pembuatan Tahu Tempe


Pertama kita bahas dulu alur cara dan proses pembuatan tahu secara sistematis dan prosedural. Berikut merupakan penjelasannya.
1) Pada proses pembuatan tahu, dilakukan dengan tahapan-tahapan cara yang sistematik. Kedelai yang telah dibeli, lalu direndam selama kurang lebih lima jam hingga kedelai tersebut mekar.
2) Kemudian kedelai yang telah direndam tersebut dicuci hingga bersih dan digiling hingga halus seperti bubur dengan menggunakan mesin khusus penghancur kedelai.
3) Kedelai yang sudah halus kemudian direbus di tungku besar sekitar 15 menit, kemudian disaring menggunakan kain sifon sehingga sari dari kedelai tersebut terpisah dengan ampasnya.
4) Lalu sari kedelai tersebut diberi jantu (cuka). Jantu ini yang nantinya membuat sari kedelai tersebut menjadi tahu. Setelah dicampur antara sari kedelai dan jantu, lalu dicetak dan didiamkan sampai menjadi padat.
5) Tahap terakhir adalah ketika tahu yang dibuat telah menjadi padat, tahu dapat dipotong sesuai ukuran. Setelah dipotong, tahu yang sudah jadi pun dapat dipasarkan ke pasar maupun tempat lain para pengusaha biasanya menaruh produknya. Namun apabila tahu tersebut akan dibuat untuk bahan baku tahu bacem, masih ada proses lain yang harus dilewati yaitu tahu yang dicetak dan sudah dipotongi kemudian dibungkus menggunakan kain perca dan direbus.


diagram alur proses pembuatan tempe dan tahu lengkap gambar
Gambar Proses Pembuatan Tempe dan Tahu
Selanjutnya, kita bahas cara/proses pembuatan tempe. Berikut merupakan alur prosedur proses pembuatan tempe. Tentu saja, sebelum digunakan, kedelai yang telah dibeli dibersihkan terlebih dahulu, agar kedelai yang digunakan untuk membuat tempe menjadi bersih dan menghasilkan tempe yang bagus.
1) Tahap pertama adalah merebus kedelai yang telah dibersihkan tadi hingga matang. Kedelai yang telah matang tersebut selanjutnya dikupas dari kulit ari yang menempel.
2) Setelah dibersihkan hingga kulit ari yang menempel terlepas dari kedelainya, tahapan selanjutnya adalah mencuci kedelai lagi hingga bersih.
3) Setelah mencucinya hingga bersih, kedelai perlu direndam di dalam air minimal 12 jam. Setelah melalui proses perendaman, selanjutnya kedelai dimasak kembali.
4) Lalu setelah proses pemasakan yang kedua, kedelai disebarkan di suatu wadah yang besar, untuk didinginkan. Kedelai yang sudah dingin, diberi ragi. Sambil memberi ragi hingga rata, kedelai dipisahkan dari kotoran-kotoran yang masih tertinggal di dalam campuran kedelai, seperti jagung, batu, dan yang lainnya.
5) Setelah dipisahkan dari kotoran-kotoran yang ada, kedelai-kedelai yang sudah diragi masuk ke proses terakhir yakni dimasukkan ke dalam bungkusannya untuk didiamkan. Apabila dibungkus di dalam plastik, plastik yang digunakan harus diberi bolongan. Tempe akan terbentuk setelah kedelai didiamkan selama kurang lebih dua hari.

Peluang Usaha Pemasaran Produk Tahu Tempe


Kedelai-kedelai yang telah diproses menjadi tahu dan tempe, tentu saja tidak hanya didiamkan. Produk-produk akhir tersebut akan dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pasar-pasar dan tengkulak. Sebagai pengusaha, tentu akan lebih baik jika memiliki pelanggan yang akan mengambil tahu dan tempenya itu sendiri secara rutin.

Kita akan bahas secara data dan fakta karena ini menyangkut pemasaran dan harus digunakan informasi yang riil dan benar. Berdasarkan data, sekitar 25% atau seperempat dari pengusaha tahu tempe menjual produk-produknya kepada tengkulak yang akan menampung dan memasarkannya kembali kepada pedagang-pedagang yang menjual tahu dan tempe. Sedangkan, sekitar 60% dari pengusaha tahu tempe mengantarkan produk-produknya ke pasar-pasar tradisional langsung kepada para pedagang tanpa melalui perantara tengkulak. Artinya, hanya kurang dari 15% peluang untuk langsung diambil oleh langganan atau dengan kata lain memiliki langganan; seperti penjual angkringan, rumah makan, penjual gorengan. Namun, tentu sebagai pengusaha yang kreatif kita dapat memanfaatkan peluang lain yaitu tahu tempe yang telah diproduksi tidak dijual mentah tetapi dijadikan matang atau mungkin setengah matang, seperti tahu bakso atau tempe penyet atau lainnya dengan sedikit sentuhan kreatifitas.

Permasalahan Usaha Pembuatan Tahu Tempe


Dalam menjalankan suatu industri/usaha tentu saja tidak akan selalu berjalan mulus. Tentu saja ada hambatan-hambatan yang membuat terhambatnya proses atau jalannya produksi dari industri/usaha tersebut. Industri tahu dan tempe pun tidak luput dari yang namanya permasalahan-permasalahan. Permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri tahu tempe pun beraneka ragam. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain sebagai berikut:

1) Kenaikan harga kedelai


Kenaikan harga kedelai sangat berpengaruh bagi pengusaha tahu maupun tempe. Sebab naiknya harga kedelai sangat berimbas pada turunnya jumlah produksi tahu tempe yang mereka hasilkan. Bahkan ada beberapa pengusaha tahu dan tempe yang gulung tikar akibat harga kedelai yang terus melonjak. Namun ada juga beberapa pengusaha tahu dan tempe yang tetap melanjutkan kegiatan usahanya dengan cara mengurangi jumlah yang diproduksi dan juga dengan memutuskan untuk menaikan harga di pasaran sehingga mereka masih dapat memperoleh keuntungan. Namun dalam hal seperti ini, sebagai pengusaha harus tetap menjaga kualitas produksi mereka agar konsumen tetap merasa puas meskipun harga tahu maupun tempe sedikit dinaikkan.

Olahan kedelai yang diantaranya berupa tahu dan tempe merupakan jenis makanan yang sangat diminati di indonesia mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas karena harganya yang terjangkau dan juga rasanya yang enak dan cocok bagi lidah orang indonesia. Bahkan ada pula ungkapan ‘nek ora lawuh tahu tempe rasane kaya ora nganggo lawuh (kalau tidak memakai lauk tahu tempe itu rasanya seperti tanpa lauk/ada yang kurang), itulah yang menjadi salah satu alasan pengusaha tahu tempe untuk tetap memproduksi tahu maupun tempe.

2) Pemadaman Listrik


Salah satu permasalahan lain selain naiknya harga kedelai impor, yang mempengaruhi produksi tahu dan tempe adalah pemadaman listrik. Hal ini disebabkan karena dalam proses pengolahan tahu maupun tempe membutuhkan alat untuk membantu proses produksi tahu maupun tempe.
Pada proses pengolahan tahu, membutuhkan alat yang berfungsi untuk menghancurkan kedelai hingga menjadi adonan kedelai yang menyerupai bubur dan pada proses produksi tempe juga membutuhkan alat yang digunakan untuk membelah kedelai. Alat yang digunakan dalam proses produksi tahu maupun tempe tersebut tentunya membutuhkan tenaga listrik agar bias beroperasi, sehingga apabila terjadi pemadaman listrik tentu produksi tahu maupun tempe terhambat karena alat produksi yang tidak dapat dioperasikan.

Thanks for reading Industri Tahu Tempe (Krajan Mojosongo Surakarta).

0 Komentar:

Post a Comment

Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.