Syekh Kamba 'Mencintai Allah Secara Merdeka' di Maiyah
Syeikh DR. H. Muhammad Nur Samad Kamba atau sering dipanggil Syeh/Syekh Nursamad Kamba merupakan salah satu marja’ maiyah. Beliau lahir di Pinrang Sulawesi Selatan, 23 September 1958; beliau meninggal di Jakarta Timur, 20 Juni 2020 atau pada usia 61 tahun. Beliau sempat melangsungkan pendidikan dari Universitas al Azhar Cairo dengan mengambil jurusan Akidah dan Filsafat. Beliau merupakan penulis dan telah banyak membuat karya berupa buku-buku, salah satunya sebelum meninggal, sempat menulis karya yaitu sebuah buku berjudul “Mencintai Allah Secara Merdeka”.
Selain buku-buku, beliau juga banyak mengisi acara-acara Maiyah bersama Cak Nun (Emha Ainun Nadjib). Berikut merupakan intisari beberapa ilmu-ilmu wejangan-wejangan kata-kata mutiara dari Syeh Nursamad Kamba di forum-forum Maiyah bersama Cak Nun. #UniversitasMaiyah
KATA BIJAK DAN ILMU SYEH NURSAMAD KAMBA DI FORUM MAIYAH
Syeh Nursamad Kamba |
“Tuhan hanya memingatkan, bukan mengancam.” (Nur Samad Kamba, 2012)
“Jika sudah ber-ijtihad, maka apapun hasil ijtihad yang akan kita lakukan itu adalah ibadah.” (Nursamad Kamba, 2012)
“Agama memiliki fungsi transformatif, sebuah proses mengenali jatidiri untuk menemukan Tuhan.” (Nur Samad Kamba, 2016)
“Agama itu membimbing manusia agar tidak dikuasi oleh egonya sendiri.” (Nursamad Kamba, 2017)
“Maiyah itu menunjukan jalan, bukan meng-guru-i.” (Nur Samad Kamba, 2017)
“Guru yang baik itu memberikan kail untuk mendapatkan ikan. Guru yang baik itu bukan yang menguasaimu, tapi yang membebaskanmu.” (Nursamad Kamba, 2018)
“Guru yang baik adalah guru yang tidak memberikan intruksi.” (Nur Samad Kamba, 2018)
“Islam bukanlah lembaga untuk merepresentasikan identitas (identitas islam) tetapi Islam merupakan kepasrahan kepada Tuhan.” (Nursamad Kamba, 2018)
“Jika engkau mengakses Al Quran secara langsung, harus sepaket dengan akal sehat dan hati nurani.” (Nur Samad Kamba, 2018)
“Rukun Islam merupakan sebuah indikator dari kepasrahan terhadap Allah.” (Nursamad Kamba, 2018)
“Sholatlah secara berkualitas, bukan sekadar formalitas.” (Nur Samad Kamba, 2018)
“Tiga potensi dalam diri manusia yang menghasilkan sosok yang berdaulat, yaitu: potensi intelektual, potensi psikis, dan potensi spiritual.” (Nursamad Kamba, 2018)
“Kesederhanaan menimbulkan kecerdasan spiritual.” (Nur Samad Kamba, 2018)
“Rasulullah terlibat perang untuk memberi contoh kepada kita bahwa, dalam situasi perang pun tetap harus mengutamakan akhlak.” (Nursamad Kamba, 2018)
“Agama adalah situasi keilahian yang menuntun kepada kemanusiaan.” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Agama adalah Cinta.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Di dalam cinta yang sejati tidak ada transaksi.” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Cinta yang bertepuk sebelah tangan adalah cinta yang sejati.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Di Maiyah, apa saja yang dipahami orang di luar sebagai hal yang negatif akan kembali kepada makna sejatinya.” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Maiyah membangun keyakinan yang terinternalisasi bukan hanya keyakinan yang informatif seperti yang selama ini dibangun oleh peradaban dunia.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Lima prinsip ajaran Jalan Kenabian:
1. Independensi (kemandirian, kedaulatan)
2. Penyucian Jiwa (pengendalian nafsu, ego, iri, dengki)
3. Kebijaksanaan (kearifan)
4. Amanah (menepati janji, jujur)
5. Mahabbah (cinta dan kasih sayang).” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Orang Maiyah bisa membedakan kata Jihad dengan kata Qital. Jihad yang mengandung pengertian perang hanya berlaku di masa Nabi Muhammad SAW.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Banyak yang selalu berbicara agama, tetapi jarang yang menunjukan akhlaknya seperti beragama.” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Empat sifat manusia yang harus dihindari:
1. Dengki
2. Iri hati
3. Benci
4. Curang.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Adanya neraka di dunia karena kita membangun kebencian.” (Nur Samad Kamba, 2019)
“Fungsi Wirid adalah untuk menjaga kita agar tetap istiqomah dalam kebaikan.” (Nursamad Kamba, 2019)
“Keutamaan Maiyah adalah membawa kita menuju kepada Allah dan Rasulullah.” (Nur Samad Kamba, 2020)
“Tuhan menciptkan manusia dengan kecenderungan bakatnya sendiri-sendiri. Itulah yang harus kita kembangkan masing-masing, bukan malah kita seragamkan.” (Nursamad Kamba, 2020)
“Setiap orang yang melakukan kebaikan maka dia sedang merefleksikan kebaikan Tuhan.” (Nur Samad Kamba, 2020)
“Kita percaya bahwa segala sesuatu ditentukan oleh Tuhan, tetapi seringkali kita menggantungkan rejeki bukan kepada Tuhan.” (Nursamad Kamba, 2020)
Jika diantara pembaca ada sanggahan tambahan tentang ilmu-ilmu yang pernah diutarakan oleh Syeh Nursamad Kamba selama acara Maiyah silahkan dituliskan pada kolom komentar di bawah artikel ini.
Jika diantara pembaca ada sanggahan tambahan tentang ilmu-ilmu yang pernah diutarakan oleh Syeh Nursamad Kamba selama acara Maiyah silahkan dituliskan pada kolom komentar di bawah artikel ini.
Thanks for reading Syekh Kamba 'Mencintai Allah Secara Merdeka' di Maiyah.
0 Komentar:
Post a Comment
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.