Gambang Syafaat Menimba Pada Cermin
Kata Bijak Maiyahan bersama Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) di Gambang
Syafaat Semarang dengan tema Menimba
Pada Cermin pada Februari 2018. #Maiyah #GSFeb
“Dalam
membahas tema Menimba pada Cermin, kita sebaiknya 70% melihat ke dalam diri, sisanya 30%
melihat ke luar.”
“Dalam
memandang hidup ini bukan kotak-kotak, bukan heksagon, bukan segi-segi, tapi
lingkaran. Maka puncak gerakan dalam islam adalah thawaf, melingkar. Lingkaran
adalah bidang dengan sudut yang tidak terbatas.”
“Lihat
surat Al-Fajr bagian akhir… pertama adalah seseorang harus ridho dahulu kepada
Alloh, baru Alloh akan ridho kepada seseorang itu.”
“Ada
teori di Universitas Maiyah; Keris-Pedang-Sabit. Keris itu lambang kependetaan
lambang begawan. Pedang itu lambang kesatria lambang penjaga martabat bangsa –
aparatur sipil negara itu adalah orang yang membawa pedang. Sabit itu lambang
pencari nafkah – rakyat itu adalah orang yang membawa sabit. “
“Teori
Universitas Maiyah yang harus dipegang dengan benar: Perkataan Tuhan itu mutlak
benar, perkataan kanjeng Nabi itu pasti benar; sedangkan perkataan ulama,
ustad, presiden, menteri, kita semua itu sama-sama perkataannya belum tentu
benar.”
“Ada
4 Jalan. Sabil-Syari’-Thoriq-Shirot, itu semua artinya adalah jalan. Sabil
adalah arah jalan, pokoknya ke titik A’, belum bicara mengenai lewat mana,
dengan cara apa, dst. Syari’ atau syariat adalah jalan yang bisa ditempuh untuk
menuju ke titik A tersebut. – Syari’ itu dibuat oleh Alloh dengan evolusi-evolusi
sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. Thoriq itu adalah cara berjalan, memakai
apa dengan cara bagaimana – ada yang memakai bus, motor, atau sepeda. Shirot
itu hanyalah presisi atau cakrawala atau pedoman, tidak bisa dicapai dalam
hidup – kita tak mungkin bisa mencapai Alloh kalau Alloh sendiri tak mendekat
ke kita.”
“Di
surat Al Maryam, Alloh sendiri mengucapkan ulang tahun kepada Isa Al Masih, dan
Isa Al Masih pun mengucapkan ulang tahun kepada dirinya sendiri.”
“Setelah
Rasululloh wafat dan Khulafurrasiydin berakhir, selama hampir 80 tahun setelah
itu, khutbah Jumat selalu mengucapkan kata-kata kutukan kepada Sayyidina Ali.
Sampai akhirnya cicitnya Abu Syofian, Khalifah Umar bin Abdul Aziz, menghapus
kalimat kutukan kepada Sayyidina Ali tersebut, dengan sedikit skenario drama
atas bantuan Abu Hakan seorang tokoh Yahudi.”
“Surat
yang paling indah sastranya, paling mesra rasa cintanya adalah Surat Maryam.”
“Hidup
harus tahu skala prioritas, jangan memprimerkan yang sekunder dan jangan
mensekunderkan yang primer.”
“Sesuatu
apapun di dunia, harus dicari nilai akhiratnya. Apapun yang Alloh kasih di
dunia ini, maka harus dicari akhiratnya.”
“Sejak
tahun 1970an, negara-negara di dunia dibagi menjadi 3 golongan; negara dunia
kesatu seperti Amerika Eropa, negara dunia kedua seperti jepang korea, dan
negara dunia ketiga seeprti Indonesia. Secara tren, tahun 2030, Amerika Eropa
akan turun kelas akan menjadi negara dunia kedua, Afrika dan Amerika Latin
tetap menjadi negara dunia ketiga, sedangkan negara Asia Pasifik dari Asia
Tengah sampai Indonesia akan menjadi negara atau kawasan dunia kesatu, First
World Country – tapi itu semua milik asing bukan milik masyarakat di kawasan
itu, masyarakat kawasan itu hanya akan menjadi buruh pekerja.”
“Semua
gedung tinggi hanya 1-2 persen yag bukan milik asing. Semua yang terjadi
sekarang adalah mesin kapitalisme asing. Maka Maiyah mau berbuat apa sekarang
ini? Jika kita memberontak seperti tahun ’98 kemarin, padahal saat ini yang
sedang terjadi adalah perang horizontal, rakyat sedang berbenturan antar rakyat
bahkan umat Islam sedang berbenturan dengan sesama umat Islam, maka jika ada
pemberontakan pasti akan semakin banyak benturan horizontal yang terjadi.
Itupun kalau Alloh menyuruh, tapi kalau tidak kita mau berbuat apa?”
“Kita
tak bisa menemukan bakat kita dengan cara kurikulum sekolahan. Kurikulum
sekarang memperlakukan semuanya secara sama – burung disuruh terbang, kambing
disuruh terbang, ikan disuruh terbang, sapi disuruh terbang, semua disuruh
terbang.”
“Maka,
harus dimulai dan ditemukan sendiri apa sebenarnya kecenderungan bakat di dalam
diri. Apa ketertarikan, bakat, kemampuan di dalam diri – setelah ketemu lakukan
dengan tekun dan rajin sehingga berada di puncak bakat tersebut – sehingga
menjadi pakar expert atas suatu hal
itu.”
“Kata
orang Madura, meskipun hanya bikin biting
tapi jadilah direktur pabrik biting.”
Thanks for reading Gambang Syafaat Menimba Pada Cermin.
0 Komentar:
Post a Comment
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.