Netraning Trisula Kusumaning Sudira

Wednesday, June 1, 2022

Cak Nun dan Sujiwo Tejo: Sukses ber-Ramadhan 2022


Pengajian Maiyah - Diplomat Sukses ber-Ramadhan bersama Mbah Sujiwo Tejo, Mbah Nun, dan Gamelan Kiai Kanjeng, pada Ramadhan 21 April 2022 di Pendapa Semar Resto Boyolali, Jawa Tengah.

“Manusia Jawa mempunyai kesadaran untuk tidak meninggalkan sejarahnya, bahkan sampai 18 generasi – bapak ibu, mbah, buyut, canggah, wareng, hingga ke trah tumerah.”

“Sumpah Pemuda tidak menyebutkan tentang ‘Negara’. Mungkin itu salah satu yang menyebabkan Indonesia selalu rancu dalam mengelola Negara, misal: tidak bisa membedakan antara Negara dan Bangsa.”
“Kalimat terakhir di Surat Al-Qodr, Allah menjamin meski belum datang ‘fajar’ engkau tetap mendapat salam atau keselamatan.”

“Allah itu tan keno kiniro tan kinoyo ngopo, manusia tidak punya sensor untuk bisa mendeteksi atau untuk mengakses wujud Allah, apapun yang diimajinasikan oleh manusia tentang wujud Allah itu pasti salah.”

“Banyak sesuatu yang sangat spiritual ditarik dan direkrut oleh manusia menjadi bagian materialism.”

cak nun dan sujiwo tejo satu panggung acara pengajian maiyah diplomat 2022

“Paling bawah itu Hukum, terus di atasnya itu Akhlak – hukum itu hanya salah satu terjemahan dari akhlak, lalu di atasnya itu Takwa – takwa itu misal, menegakan salat sembahyang itu bukan karena diatur hukum bukan karena takut, tapi karena rindu bermesraan dengan Allah.”

“Allah lah yang mengajarkan kata ‘Allahu Akbar’, bahkan gerakan untuk mengucapkan ‘Allahuakbar’ itu juga diajarkan oleh Allah – lihat takbir awal salat. Salat itu karangan Allah, bukan karangan Nabi Muhammad. – itu semua diajarkan langsung oleh Allah.”

“Soal: Manakah yang lebih besar antara Allah dan alam semesta? Maka Allah berada di alam semesta atau alam semesta yang berada di dalam Allah?”

“Allah itu Akbar. Akbar itu kosakata manusia agar dipahami oleh manusia. Sebenarnya Allahu Akbar itu artinya, Allah itu selalu lebih besar dibandingkan apa yang manusia temukan mengenai Allah.”

“Kita harus memperjelas hulu-hilir hidup kita. Selanjutnya, kita harus tau bahwa, kalau kita ikan jangan berlatih terbang, atau kalau kita burung jangan berlatih untuk berenang.”

“Soal: Kalian sekolah itu untuk apa? Pintar atau Gelar? Kalau sudah dapat Gelar, lalu untuk apa? Untuk Kerja atau untuk apa? Kalau sudah dapat Kerja, lalu untuk apa? Untuk dapat Uang? – Coba lihat dari awal, apakah hulu-hilir anda hidup? Kalau akhirnya hanya untuk mendapatkan Uang, kenapa harus meniti banyak langkah? Kenapa tidak langsung mencari uang saja, misal merampok atau nyopet? #UniversitasMaiyah”
 
“Kita perluas; tujuan anda hidup ini sebenarnya Dunia atau Akhirat? – Ingat, ‘dalam rangka mencari apa yang nanti Allah berikan di akhirat, jangan melupakan perjalanmu dari dunia menuju akhirat’; jadi ‘dunia’ hanya sekedar ‘jangan melupakan’, bukan inti pencarian hidup.”

“Innalillahi wa inna ilaihirajiun, itu artinya ‘sesungguhnya kita ini hak milik Allah, dan sungguh suatu kepastian bahwa kita akan kembali menuju Allah’.”
 
Pembahasan ucapan pernikahan, ‘sakinah mawaddah warahmah’, bahwa doa pernikahan yang beredar tersebut tidak tepat. Silahkan baca resume Maiyahan jauh sebelumnya di: Arti Sakinah Mawaddah Warahmah.

“Dalam pernikahan, jangan hanya membaca surat Ar-Rum ayat 21, tapi baca Ar-Rum dari ayat 20 sampai ayat 25. Pada ayat-ayat tersebut tersebutlah terbadap kelengkapan perspektif personalitas suami dan istri, yang dapat membantu dalam menjalani kehidupan setelah pernikahan.”

“Jodoh itu bukan atau tidak selalu ‘konsep damai’, jodoh bisa saja suatu ‘konsep dialektika’. Misal; ‘Api’ dan “Air’ itu salah satu konsep jodoh, laki-laki yang ‘keras’ dan wanita yang ‘lembut’ itu juga suatu konsep jodoh. Jadi, ‘jodoh’ itu bisa sangat beragam konsep variabelnya.”
 
“Kalau meniru bagian dari adzan, maka kesuksesan harus dimulai dari prinsip salat, seperti disiplin, konsisten, dst.”

“Semua ilmu itu berlaku untuk semua bidang. Misal, ilmu bisnis bisa ditemukan/diterapkan pada sebak bola, ilmu sepak bola bisa ditemukan/dipakai pada kegiatan pertanian, ilmu bertani juga bisa ditemukan/digunakan untuk mengurus negara, dst.”

“Ada 4 (empat) tipe manusia, yaitu manusia pencetus ide, manusia pendiri atau perintis, manusia pemelihara atau perawat, manusia pendobrak atau pembenah. Ke-empat ini harus ada di suatu perusahaan, dan masing-masing harus tahu kapan ia bertindak.”

“Coba lihat di Qur’an, ketika Allah disebut sebagai ‘Maha Melihat’ dan ‘Maha Mendengar’, maka selalu kata ‘Maha Mendengar’ disebut lebih dahulu dibandingkan kata ‘Maha Melihat’. Allah mengajarkan kita untuk mengutamakan pendengaran dibanding pengelihatan.”

“Jangan hanya memperhitungkan ‘kamu percaya atau tidak kepada Allah’, tapi juga perhitungkan ‘Allah itu percaya atau tidak sama kamu’.”
 
“Ketika umat ditanya ‘mencari apa kamu hidup?’; mereka mengatakan ‘mencari ridho Allah’; lalu pertanyaannya, ‘mengharap ridho Allah itu, kamu ridho atau tidak dengan Allah?’.”

“Cara sukses itu, nomor satu, jadilah orang yang bisa dipercaya.”

“Soal: Apakah Maiyah membayar SPP bulanan? Jika ‘Iya’, berapa SPP bulanan Maiyah? #UniversitasMaiyah”

“Semua selain perkataan Allah (ayat-ayat Allah), itu belum tentu benar, belum tentu berkah, belum tentu bermanfaat. Dan ayat-ayat Allah itu bukan hanya yang ditulis di kitab; ayat-ayat Allah itu melimpah ruah bahkan jika air laut digunakan untuk menuliskannya, tidak akan cukup, meskipun ditambah air lagi-ditambah air lagi-ditambah air lagi-dst.”

Nama-nama tokoh di dalam teater Mlungsungi yang digarap oleh Cak Nun, semuanya adalah nama-nama Jin yang ada di Pulau Jawa; untuk daftar nama penguasa Jin di Jawa silahkan lihat di: Daftar Nama Raja Jin di Pulau Jawa.

Thanks for reading Cak Nun dan Sujiwo Tejo: Sukses ber-Ramadhan 2022.

0 Komentar:

Post a Comment

Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.