Netraning Trisula Kusumaning Sudira

Sunday, May 15, 2022

Empu Korib: Empunya Keris Pusaka Cor


Empu Korib, Desa Koripan Delanggu, dan Pusaka Cor Sepuh

Para pencinta pusaka, perkerisan atau per-tosan-aji-an, mengenal istilah pusaka ‘piandel’ dan pusaka ‘ageman’. Untuk lebih jelasnya antara ke-dua golongan terebut, bisa dibaca terlebih dahulu artikel: Pengertian dan Perbedaan Pusaka Piandel dan Ageman.

Empu Korib dan Nama Desa Koripan

Pusaka keris maupun tombak, biasanya dibuat oleh seorang ‘Empu’. Telah banyak Empu, dari jaman Majapahit sampai jaman Mataram, dari jaman Kabudhan hingga jaman Kamardikan, yang dikenal di dunia perkerisan karena kehebatannya dalam membuat pusaka. Namun ada beberapa yang tidak dikenal oleh para pecinta tosan aji, salah satunya bernama Empu Korib.

Empu Korib yaitu salah satu Empu yang lumayan hebat di masa Mataram Baru, yang membuat senjata-senjata masal untuk keperluan prajurit. Beliau, Empu Korib, termasuk ‘Empu Luar’ yang tidak diakui sebagai pembuat tosan aji atau pembuat pusaka ‘Ageman’, karena beliau istilahnya hanya membuat ‘pusaka rakyat’ yang jika dikategorikan tergolong sebagai pusaka ‘Piandel’.

gambar foto contoh keris cor sepuh dari empu korib koripan delanggu klaten
Gambar Foto Keris Cor - Empu Korib Koripan

Jika kita pergi ke Delanggu Klaten, di Delanggu bagian barat, ada desa bernama ‘Desa Koripan’. Sebenarnya, nama desa ini diambil dari nama Empu Korib. Empu Korib yang merupakan empu pande besi, mendapat ‘tanah bengkok’ dari keraton yang memang diperuntukan untuk membuat senjata-senjata kebutuhan keraton. Di atas tanah pemberian keraton ini sekarang berdiri Desa Koripan, dimana daerah ini sekarang terkenal sebagai sentra industri alat-alat pertanian; seperti cangkul, sabit/arit, gobet, kudi, hingga alat-alat lain seperti pisau dapur dan serok. Jadi, keberadaan pande besi atau pusat pengrajin alat-alat tajam dari besi di Koripan Delanggu Klaten ini memang bukan tanpa alasan, karena memang penduduk asli daerah Koripan dalam pengolahan besi menjadi alat tajam – baik ditempa atau dicor – tidak terlepas dari ilmu turun-temurun yang diwariskan sejak keberadaan Empu Korib.

Empu Korib dan Pusaka Cor Sepuh

Desa Koripan pada waktu itu sudah mampu dalam melakukan pembuatan senjata tajam dengan metode peleburan besi secara tradisional. Jika dahulu banyak beredar peralatan perang seperti tombak dan pedang cor, sebagian besar pembuatannya di Desa Koripan. Pada saat ini, metode pembuatan dengan teknik melebur besi dan mencetak besi dalam bentuk casting ini telah diwariskan sampai desa-desa tetangganya, seperti daerah Batur dan Ngaranwonggo, yang sekarang jadi industri besar dalam peleburan besi dan baja.

Dahulu dalam peleburan besi tidak semudah jaman sekarang, dimana peleburan besi di jaman sekarang lebih mudah. Dahulu sangat sulit mendapatkan bahan pasir cetak besi, karena pasir cetak haruslah merupakan pasir yang tidak ada ikatan-ikatan kimia yang berbahaya jika dialiri besi panas, sehingga tidak akan menimbulkan gas yang merusak cetakan. Percaya atau tidak, kebetulan atau tidak, hanya di sekitar daerah ini saja yang pasir sungai atau tanah liat yang diambil bisa digunakan untuk membuat cetakan yang aman dari besi cair.

Empu Korib adalah ahlinya dalam membuat tombak, pedang, bahkan keris yang hasilnya dari cor besi langsung. Kemungkinan cara ini dipilih karena pesanan jumlah banyak yang diminta untuk persenjataan prajurit Keraton. Jadi, jangan heran kalau ada mata tombak atau bahkan keris dari hasil karya cor dan itu ‘asli’, pusaka ‘asli tua’ atau ‘asli sepuh’ pada era Mataram Baru. Namun, produksi dengan system cor dari Empu Korib ini kebanyakan tombak dan pedang, meski ada juga ‘keris cor’ namun jumlahnya sedikit. Dan, kalau kita amati sebenarnya tombak-tombak, pedang-pedang, ataupun senjata-senjata di era Kartasura banyak diketemukan tombak dan pedang cor, dimana mutunya hampir tidak kalah dengan mutu pusaka tempa. Hingga pada di era PB-X, daerah Korib-pan ini masih produksi untuk kebutuhan Keraton; pada masa ini juga, banyak produk Koripan merupakan Tombak Rontek bertulis ‘PB X’.

Sedangkan, jika dilihat dari ciri-ciri keris Koripan, yaitu pasikutannya kemba, tanpa semu (hambar). Besinya biasanya garingsing (kehitaman dan berkesan kering); pamornya kebanyakan adeg, jenisnya pamor sanak atau kelengan besi hurap.

Semoga dengan tulisan ini, bisa menjadi kajian ulang secara sejarah, tentang adanya benda-benda pusaka piandel ‘asli’ yang memang dibuat dengan cara cor, karena salah satu buktinya bahwa petilasan dan makam Empu Korib di daerah ini masih ada dan dikeramatkan sebagai cikal bakal desa ini. Terima kasih. [Sebagian besar inti artikel ini merupakan tulisan dari: Mahendra Jaya Wardana (fb), yang dikutip dari buku ‘Pangetraping Duwung’

Thanks for reading Empu Korib: Empunya Keris Pusaka Cor.

0 Komentar:

Post a Comment

Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.