Catatan Survei Pertama Kali - 2014
Catatan ini sebagian besar merupakan kopian dari tugas membuat Logbook mata kuliah Survei dan Perpetaan tahun 2014, dimana rangkaian survei melibatkan kegiatan Bamboo Biennale 2014 di Simo Boyolali dan Mojosongo Surakarta, serta pada kawasan industri tahu tempe Krajan Mojosongo Surakarta.
SURVEY BAMBU - SIMO
Tanggal 5 April 2014 dan tanggal 13 April 2014, saya dan teman-teman dari mahasiswa PWK UNS, Arsitektur UNS, dan Arsitektur UMS melakukan survey ke Simo. Survey ini merupakan salah satu bagian dari Acara Bamboo Biennale dimana acara tersebut merupakan pertemuan rutin para Arsitektur Indonesia dan tahun ini mengambil tema tentang bambu. Tema bambu ini diambil bukan tanpa sebab karena Indonesia yang merupakan peringkat 4 di dunia belum terlihat sama sekali tajinya di industri ini. Survey yang pertama, bertujuan untuk memetakan pengrajin bambu dan hutan bambu yang ada di Simo, Boyolali. Sedangkan yang kedua, bertujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam dari responden.
Sebelum survey dilakukan, seluruh mahasiswa berkumpul di Rumah Rempah untuk dibagi kelompok. Kami berangkat dari Rumah Rempah sekitar pukul 09.30 WIB. Pada survey pertama, kami terlebih dahulu telah melakukan suatu briefing di depan Kantor Kecamatan Simo yang membahas tentang daerah survey tiap kelompok. Saya bersama kelompok saya mendapatkan bagian untuk melaksanakan survey di Desa Walen. Sebelum melaksanakan survey, kami berkunjung ke rumah Pak Lurah yang kebetulan rumahnya masuk kawasan kami, untuk menanyakan dan mengkonfirmasi pengrajin bambu yang ada di desa ini. Pada survey pertama ini, saya pribadi mempunyai kendala-kendala yang dihadapi; diantaranya adalah kendala medan dan kendala waktu. Kendala-kendala ini mungkin yang menyebabkan kelompok saya ada sedikit kehawatiran tentang kurangnya waktu yang digunakan untuk melakukan survey pada setidaknya 20an (duapuluhan) responden. Oleh karena itu, pada saat survey kali kedua, kami juga melengkapi data-data yang belum lengkap pada survey kali pertama. Survey kedua ini bertujuan untuk menggali informasi yang lebih dalam dan tentu lebih unik. Dari survey kedua tersebut kami mendapat informasi lengkap tentang kerajinan bambu di Simo.
SURVEY SANGKAR BURUNG
Tanggal 10 Mei 2014, saya melakukan survey ke Mojosongo bersama teman-teman yang dimana Mbak Lia (PWK UNS 2012) menjadi pembimbing survey. Survey ini bertujuan untuk memetakan pengrajin Sangkar Burung yang berbahan Bambu yang ada di Mojosongo. Sebelumnya, kami telah dibagi menjadi 6 kelompok agar lebih efektif dan efisien.
Sebelum melakukan survey, kami melakukan briefing dan pembagian wilayah survey pada masing-masing kelompok. Kebetulan kelompok saya kebagian tempat yang paling ujung. Dari survey tersebut kami mendapatkan informasi mengenai seluk-beluk sangkar burung. Selama melakukan survey kami tidak menemui kendala dari sisi narasumber, narasumber-narasumber yang saya temui sangat ramah dan terbuka dengan mahasiswa yang ada, ini karena para pengrajin yang ada sudah terbiasa menjadi objek survey dan kedatangan kami juga tidak mengganggu kinerja mereka, karena saat diwawancarai mereka tetap bisa melakukan pekerjaannya. Namun, karena ada beberapa responden yang kurang informatif, kami tidak bisa menggali informasi lebih dalam, tentu hal tersebut merupakan kekurangan atau ketidakmampuan surveyor dalam menggali informasi.
Benar kata tulisan teman saya, disaat melakukan survey bila kita bisa menghormati dan memahami budaya yang ada di tempat tersebut, peluang besarnya kita akan diterima dengan baik. Kita juga harus mampu menempatkan diri dengan baik dimana posisi kita seharusnya. Selain itu kita harus mengetahui bagaimana kondisi dari narasumber, bila narasumber memang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk dimintai informasi maka kita tidak boleh memaksakan karena bisa berpengaruh terhadap kelancaran survey kita ke depan di lokasi tersebut. Pertanyaan yang kita ajukan sebisa mungkin jangan membuat narasumber merasa terintervensi, kita harus selalu berusaha agar narasumber merasa nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan.
SURVEY TAHU TEMPE – KRAJAN
Krajan. Saya dan kelompok melakukan berulang kali (mungkin 4-6 kali) survey dalam tugas pemetaan industri rumah tangga tahu-tempe di kampung Krajan, Mojosongo ini. Pertama pada tanggal 17 Mei 2014, dan kedua pada tanggal 20 Mei 2014. Survey-survey selanjutnya merupakan pelengkap untuk survey-survey sebelumnya. Sebelum memetakan industri tahu-tempe, saya dan kelompok terlebih dahulu menghimpun data sekunder berupa profil pelaku-pelaku industri kampung tersebut. Namun, data yang kami miliki tersebut ternyata sudah tidak relevan lagi dengan apa yang ada di lapangan. Hal itu kami ketahui saat kami menanyakan kepada Ketua RW setempat, dimana jumlah industri rumah tangga dari data yang kami miliki ternyata lebih sedikit dengan fakta dilapangan.
Kami selanjutnya melakukan survey ke salah satu pelaku industri yang kami rasa berpengaruh dalam lingkungan industri krajan tersebut. Pada survey ini, kami melakukan secara bersama-sama dengan menggunakan metode wawancara, dimana survei awal ini untuk mengetahui proses dan seluk beluk hingga detail tentang industri tahu tempe. Survei awal ini kami lebih menekankan kepada kualitas data yang kami dapatkan, agar selanjutnya kami dapat menyeleksi pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan kemungkinan jawaban yang sama sehingga kedepan kita bisa menghemat waktu survey. Hal tersebut dilakukan secara dadakan, karena kesalahan kami yang tidak melakukan pra-survei agar mengetahui kondisi di lapangan secara umum sehingga bisa merancang konsep lapangan yang lebih aplikatif. Prasurvei akan sangat membantu karena kita bisa mengetahui kendala yang mungkin dihadapi dan permalan kebutuhan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei sehingga data yang didapatkan dapat akurat dan representasi keadaan yang ada.
Survei-survei selanjutnya yang kami lakukan lebih berfokus pada kuantitas data karena kami merasa kualitas data yang kami butuhkan sudah cukup dan sudah dapat merepresentasikan kondisi yang ada. Kami dibagi menjadi 3 kelompok. Di sinilah saya ada suatu kendala; dari segi waktu memang efektif tetapi dari segi keakuratan data kurang efisien dan kurang lengkap. Setelah berkumpul dan data dikumpulkan, ternyata ada yang kurang dan tidak bisa direkap. Akhirnya, pada survey yang selanjutnya, kami mencoba melengkapi data yang kurang dan mencoba menambah objek survey. Di sinilah, keunikan dari survey yang kedua; dimana kelompok yang telah mensurvey respondennya pada survey yang pertama tidak boleh mensurvey dia lagi; dengan kata lain kita mencoba agar data tersebut akurat dengan membandingkan dengan data pada survey pertama.
Dari seluruh kegiatan ini kita belajar bahwa harus lebih kreatif dalam mengatur waktu, serta harus inovatif dalam menggali data agar dengan waktu yang singkat dapat kita peroleh data yang sesuai keinginan kita. (dlr-lt)
Thanks for reading Catatan Survei Pertama Kali - 2014.
0 Komentar:
Post a Comment
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan artikel tersebut.